Photoaging, Penuaan Dini Akibat sinar UV dan Perlindungannya

0

Cahaya matahari merupakan sumber sinar UV dan berkontribusi utama terhadapat penuaan diri akibat cahaya matahari. Radiasi sinar UV C (100 ke 290 nm) hampir diserap semua oleh lapisan ozon dan tidak berefek ke kulit. Radiasi sinar UV B (290 ke 320 nm) berefek pada lapisan superfisial kulit (epidermis) dan dapat menyebabkankan peradangan kulit. Paparan cahaya matahari antara pukul 10 pagi hingga 2 siang menngandung sinar UV, tidak dapat menembus kaca, dan dapat mengakumulasi pada setiap orang sebesar 70% sinar. Radiasi sinar UV A (320 ke 400 nm) dapat menembus atmosfer dan berperan dalam proses penuaan dini, kerusakan matta (termasuk katarak), dan kanker kulit. Sinar UV A dapat menembus epidermis dan menekan sistem imun, mengurangi kemampuan tubuh kita untuk merangi sinar UV A itu sendiri dan maladies yang lain (skincancer.org). 
Paparan sinar UV ini maksimal terjadi pada pukul 8 pagi hingga pukul dua siang.Penuaan diri akibat sinar ultra violet (UV) menurut Godic, dkk., 2014 dapat dipengaruhi oleh sinar UV itu sendiri dan jumlah melanin di kulit (jenis kulit). Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan deoxiribo nucleic acid (DNA) sel permukaan kulit kita baik secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat mengakibatkan kerusakan sel yang disebut sebagai keratinosites dan fibroblas yaitu berupa kerusakan kolagen pada matriks ekstraseluler dan mematikan sintesis kolagen yang baru.Menurut Godic, dkk., 2014 radiasi sinar UV merupakan faktor lingkungan yang penting dalam perkembangan kanker kulit dan penuaan dini. Produk utama yang diakibatkan oleh sinar UV adalah oksidasi DNA secara langsung atau produksi radikal bebas yang membentuk dan menguraikan dengan cepat tetapi dapat menghasilkan efek yang memakan waktu jam, hari, atau bahkan tahun. UV B umumnya menyebabkan dimer pirimidin siklobutan. UV A, di sisi lain, merupakan penyebab utama kerusakan DNA secara tidak langsung dengan adanya produksi oksigen reaktif jangaka pendek (reactive oxygen species, ROS) seperti oksigen tunggal, superoksida, dan H2O2 yang diproduksi oleh tubuh manusia sendiria melalui photosensitizers. ROS inilah yang mengakibatkat kulit stress ketika pembentukkannya melebihi pertahanan kulit. 
 
(Pandel, dkk., 2013)

Pengurangan stress kulit dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu menurunkan papasra sinar UV dan meningkatkan pertahanan kulit dengan menggunakan antioksidan untuk melawan ROS. Akibat dari kerusakan ini mengakibatkan kerusakan kulit, terbentuk noda gelap,penyusutan kulit dan kerutan.
Perlindungan dari dalam kulit hanyalah melanin dan enzim antioksidan. Melanin merupakan deposit pigmen yang diproduksi oleh melanosites, pertahanan kulit utama untuk melindungi DNA-nya, tetapi ini tidak dapat melindungi kulit secara total. Orang yang memiliki nelanin yang rendah, yang dapat terpapar sinar UV secara mudah, dan memiliki warna kornea mata dan rambut yang cerah lebih beresiko terhadap berkembangnya melanoma, kanker kulit, dan karsinoma sel skuamosa. Perlindungan kedua adalah proses perbaikan, yaitu membuang biomulekul-biomolekul yang rusak sebelum mereka terakumulasi dan kehadirannya mengaggu metabolisme sel kulit. Banyak penelitian menyatakan bahwa antioksidan dapat diasup dari luar atau pun antioksidan yang berasal dari dalam tubuh kita. Kulit memiliki akses ke semua antioksidan dari dalam tubuh baik enzim ataupun non enzim. Beberapa para ahli berhipotesis bahwa pertahanan yang berasal dari antioksidan ini dipengaruhi oleh vitamin dan nutrisi yang kita asup dan dapat dikombinasikan antar antioksidan tersebut untuk dapat dikerjakan secara simultan 

Antioksidan Pelindung Kulit 
Sunblock fisik 
Sunblock fisik yang utama adalah zinc oksida dan titanium dioksida. Kedua nahan ini memiliki spektrum yang luas, dapat melindungi dari UVA dan UVB, aman digunakan baik oleh oranga tua maupun anak-anak, namun dapat menynebabkan warna kulit tidak merata akibat terjadi pemutihan pada area yang menggunakan sunblok. 
Sunscreen  
Penggunaan sunscreen disarankan yang memiliki spektrum yang luas, yang memiliki sun protector factor, SPF di atas 15 dan dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV A dan UV B. Syarat-syarat sunscreen yang lain adalah: 1) Tahan terhadap cahaya, udara, dan kelembaban dan tidak terurai akibat kondisi tersebut atau larut karena keringat; 2) Tidak beraun dan anti iritasi; 3) ber-pH netral atau tidak terpengaruh asam-basa kulit; 4) Tidak terserap dengan cepat oleh kulit.  
SPF Alami 
Bahan-bahan yang mengandung SPF alami antara lain minyak biji wortel mengandung SPF 38 dan 40, minyak kedelai SPF 10, minyak jojoba SPF 4.
Konsumsi Teh Hijau
Teh hijau mengandung polifenol dengan empat komponen utama yaitu epicatechin (EC), epicatechin-3-gallate (ECG), epigallocatechin, (EGC), dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Penyerapan UV A dan UV B oleh teh rendah,oleh karena itu teh baik digunakan secara sistemik (diminum) atau digunakan pada tubuh beberapa saat setelah terpapar radiasi UV. Selain mengkonsumsi teh hijau, konsumsi anggur, delima, dan buah beri juga merupakan sumber antioksidan.
Flavonoid 
Flavonoid merupakan molekul polifenolik yang terdiri atas 15 atom karbon dan larut di air. Flavonoid ini dapat dibagi menjadi enam subtipe utama yaitu kalkon, flavon, isoflavonoid, flavanon, antosantin, dan atosianin. Senyawa ini bertanggung jawab pada pembentukkan warna pada tanaman. Pada tanaman itu sendiri flavonoid berfungsi untuk menyaring sinar UV Flavonoid banyak terdapat pada bawang, parsley, blueberry, pisang, dan coklat hitam
vitamin E 
Vitamin E lebih baik di minum sebelum kita terpapar sinar UV. Vitamin E ini termasuk di dalamnya alpha-tocopherol (alpha-T), dan analog asetatnya, alpha-tocopherol acetate (alpha-TAc) mengurangi kerusakan DNA atau pun apoptosis akibat sinar UV (Maalouf, 2002) 
Vitamin C 
Vitamin C melindungi sel dari paparan sinarUV dengan mencegah serangan bunuh diri atau apoptosis sel, Selain itu vitamin C juga mengaktifkan kembali sintesis protein pada sel yang sudah berhenti.
Lycopen 
Lycopen merupakan peigmen yang bertanggung jawab terhadap warna merah pada tomat atau buag lain yang matang.Lycopen ini memiliki sifat antioksidan. Meskipun tidak dipengaruhi oleh aktifitas provitamin A, lycopen dapat menghambat kerusakan sel akibat oksidator hampir dua kali lipat daripada beta carotene. Tomat dan hasil olahan buah tomat merupakan sumber lycopen yang utama.  Lycopene yang terdapat pada produk olahan tomat lebih daripada tomat segar. Hal ini karena terjadi pemecahan dinding sel dan matrik sel tomat pada saat pemrosesan tomat tersebut. 
Quercetin 
Querctin, turunan dari flavonoid tanaman, terbukti mengading antioksidan potensial dan anti peradangan. Quercetin secara signifikan membantu mempertahankan sel dari serangan bunuh diri (apoptosis) dan mempertahankan morfologi sel dengan mengatur dan mempertahankan sitoskleton (Yi Chen, dkk. 2013).  
Glutathione
Glutathione (GSH) memrankan peranan yang penting dalam mengelola keseimbangan redoks sel dan melindungi sel dari kerusakan akibat oksidatif. Perlindungan GSH ini terjadi dengan paparan UV B menginduksi pengurangan GSH, mengurangi aktifitas enzim γ-glutamate cysteine ligase (GCL), sebuah enzim terbatas yang diprodksi oleh GSH. Papaparan UV B pemecahan GCL yang menyebabkan penurunan keratinosites (Zhu dan Tim 2004).
CoQ10 
Coenzyme-Q10 (CoQ10 secara alami dibentruk di tubuh, tetapi kekurangan di tubuh dapat terjadai karena penyakit, diet rendah lemak, ataupu pengginaan CoQ10 yang tinggi di dalam tubuh. Kombinasi  CoQ10 dengan sumber antioksidan lain dapat digunakan untuk memperlambat penuaan, sebagai antioksidan untuk memperlambat penuaan akibat paparan sinar UV (mayoclinic.org). 
Squalene 
Kandungan squalen yang tinggi (dari munyak zaitun) di beberapa produk sunscreen dapat elindungi lemak kulit yang sensitif. Squalene merupakan pelindung lemak yang paling penting.  
Allantoin  
Allantoin merupakan nukleotida yang secara alamo terjadi di tubuh dan dapat menyerap radiasi UV yang dapat merusak DNA sel kulit. Allantoin merupakan bahan yang diekstrak dari tanaman yang berguna untuk pengobatan, penyejuk, dan anti iritasi.

Selain dengan menggunakan antioksidan di atas, menggunakan topi dan pelindung kulit, kaca mata, berteduh di tempat teduh, mengaplikasikan sunscreen 30 menit sebelum aktivitas di luar juga dapat mengurangi atau mencegah photoaging.

Pustaka:

Godic, Aleksandar, Borut Poljšak, Metka Adamic, dan Raja Dahmane. The Role of Antioxidants in Skin Cancer Prevention and Treatment. Review Article. Oxidative Medicine and Celluler Longevity. Vol:6  

http://www.mayoclinic.org

http://skincancer.org

Lin Jr, Qin HH, Wu WY, He SJ, Xu JH. 2014. Vitamin C protects against UV irradiation-induced apoptosis through reactivating silenced tumor suppressor genes p21 and p16 in a Tet-dependent DNA demethylation manner in human skin cancer cells. Cancer Biother Radiopharm 29(6):257-64

Maalouf S, El-Sabban M, Darwiche N, dan Gali Muntasib H. 2002. Protective effect of vitamin E on ultraviolet B light-induced damage in keratinocytes. Jul;34(3):121-30

Pandel, Ruza., Borut Polsjak, Alexander Godic, dan Dahmane Raja. 2013. Skin Photoaging and the Role of Antioxidants in Its Prevention. ISRN Dermatol. : 930164.

Shi J dan Le Maguer M. 2000. Lycopene in tomatoes: chemical and physical properties affected by food processing. Crit Rev Biotechnol 20(4):293-334.

Yi Chen-Jing, Ren-Yu Hu, dan Hsiu-Chuan Chou. 2013. Quercetin-induced cardioprotection against doxorubicin cytotoxicity. Journal of Biomedical Science 20:95

Zhu, Ming dan G. Tim Bowden. 2004. Molecular Mechanism(s) for UV-B Irradiation–Induced Glutathione Depletion in Cultured Human Keratinocytes. Photochemistrt and Photobiology pg(s) 191-196