Infeksi Polimikrobia : Sinergis dan Kompleksitas Infeksi yang dilakukan oleh Lebih dari Satu Mikroorganisme

0
David C. Holzman Holzman, 2015, mengutip pernyataan W. Edward Swords dari Wake Forest School of Medicine, Winston-Salem, N.C. menyatakan bahwa infeksi polimikrobia berdampak pada penelitian terhadap tidak hanya hasil namun juga response terhadap pengobatan.  Usaha untuk mempelajari hal tersebut muncul di tahun-tahun terakhir ini karena “lebih cepat dan lebih komprehensif pembacaan [genomik] membuatnya mungkin untuk mengidentifikasi setiap sampel mikroorganisme tanpa harus menumbuhkan sesuatu di kultur." Hal ini penting untuk perkembangan kesehatan umum.
Diagnostik kultur secara konvensional kadang-kadang gagal menemukan infeksi pada masing-masing pasien, kata Swords. “Banyak infeksi tidak disebabkan karena koloni baru dari beberapa patogen, lebih karena pergantian populasi menjadi fase disbiosis, yaitu terjadi perubahan proporsi spesies, sehingga menyebabkan sakit." terangnya. Snergi polimikrobia dapat terjadi selama infeksi, merupakan efek yang ditimbulkan akibat dua mikroba atau lebih yang menyebabkan penyakit menjadi lebih buruk daripada efek yang ditimbulkan oleh mikroba tunggal [2].
Seperti penelitian yang dilakukan [6] menemukan bahwa Staphylococcus aureus merupakan koloni normal yang ada pada kulit manusia. Namun dengan adanya perubahan komposisi mikroorganisme pada kulit, kulit didominasi oleh mikroorganisme Corynebacterium mastitidis, S. aureus, dan Corynebacterium bovis menyebabkan terjadinya eksim pada kulit tersebut.
Contoh kasus sinergi yang lain adalah infeksi berbagai penyhakit akut yang disebabkan oleh Streptococcus aureus dan jamur oportunistik Candida albicans. Penelitan mekanisme penempelan kedua mikroorganisme secara bersamaan membentuk protein, Als3p, yang melibatkan mediasi interaksi antar kedua mikroorganisme ini [3]
Gambar Scanning Electron Microscopy mennjukkan ko-invasi hifa  Candida albicans hyphae (ungu) dan Staphylococcus aureus ke jaringan subepitelial. (Gambar courtesy of Mary Ann Jabra-Rizk, from Infect. Immun. 83:604–614, 2015. Dalam Holzman, 2015)

Penelitain lebih lanjut menyatakan bahwa protein Als3p memediasi penempelan S. aureus ke hifa C. albicans. Scanning electron and confocal microscopy menunjukkan bahwa kurangnya kedua mikroorganisme disebabkan karena kedua mikroorganisme ini tidak mampu menghasilkan protein Als3p. Kolonisasi kedua mikrooganisme di lidah tikus menunjukkan dapat memenetrasi subepitelium lidah tikus. Penelitian lain juga menunjukkan adanya sinergi polimikrobia ini menyebabkan kedua mikroorganisme lebih resisten terhadap antibiotik [1]
Karena mikroorganisme jarang beraksi secara sendiri dan sering lebih berbahaya ketika menginfeksi secara bersama yang terdiri atas berbagai macam mikroorganisme, penelitian interaksi polimikrobia menjadi strategi yang lebih potensial untuk mengatasi penyakit daripada mempelajari mikroorganisme patogen secara tunggal [5].

 Pustaka:
1. Harriott, Melphine M. dan Mairi C. Noverr. 2009. Candida albicans and Staphylococcus aureus Form Polymicrobial Biofilms: Effects on Antimicrobial R2.
2. Holzman, C. David. 2015. Polymicrobial Infections Abound: Synergies and Greater Complexities.The News Magazine of the American Society for Microbiology • Vol10,No2
3. Kobayashi, Tetsuro , Martin Glatz, Keisuke Horiuchi, Hiroshi Kawasaki, Haruhiko Akiyama, Daniel H. Kaplan, Heidi H. Kong, Masayuki Amagai, dan Keisuke Nagao. 2015. Dysbiosis and Staphylococcus aureus Colonization Drives Inflammation in Atopic Dermatitis. j.immuni.03.014
4. Mary Ann Jabra-Rizk, from Infect. Immun. 83:604–614. Dalam Holzman, C. David. 2015. Polymicrobial Infections Abound: Synergies and Greater Complexities.The News Magazine of the American Society for Microbiology • Vol10,No2
5. Murray, Justine L.,  Jodi L. Connell, Apollo Stacy, Keith H. Turner, dan Marvin Whiteley. 2014. Mechanisms of Synergy in Polymicrobial Infections Journal of Microbiology. Review. Vol. 52, No. 3, pp. 188–199
6. Nibal.I, Luigi, Brian Henderson, Syed Tariq Sadiq, dan Nikos Donos Genetic dysbiosis: the role of microbial insults in chronic inflammatory diseases. Review Article