Biosida dan Antimikroba Jerawat: Efek terhadap Bakteri Komensal pada Kulit dan Efektifitasnya (Part1)

1




Scholz, 2015
Apa itu Jerawat?
Jerawat berkaitan dengan ketidaknormalan fungsi kelenjar minyak terutama pada masa remaja (Nakatsuji dkk. 2009).  Hipersekresi hormon androgen menstimulasi sekresi sebum yang berlebihan di kelenjar minyak (Henderson et al., 2000). Sekresi sebum yang normal mengandung lemak, skualen, lilin, dan kolesterol baik secara bebas atau dalam bentuk ester atau trigliserida yang secara alami sebagai pelindung alami kulit (Schmidt dkk., 2011). Meskipun demikian, kelenjar minyak yang tidak normal karena dipengaruhi oleh hormon mengubah komposisi sebum dan menurunkan kandungan asam lenolenat (Anonim, 2009). Karena hal tersebut, fungsi pelindung alami kulit menjadi rusak. Sebagai tambahan, kekurangan asam lenolenat di folikel memicu pertumbuhan flora normal seperti Propionum acnes. perkembangbiankan P.acnes menyebabkan terjadi lesi peradangan dan gejala jerawat (Kim, 2008). Selain itu, Staphylococcus epidermidis dan Pitryosporum ovale juga hadir berpengaruh terhadap lesi jerawat (Rubenstein dan Sarah, 2014).
Mikroorgansime Penyebab Jerawat
Menurut Scholz, 2015 kulit memiliki flora normal yaitu resisten, transien, dan komensal, yang harus terjaga keseimbangannya. Jerawat Terjadi karena terjadi perubahan komposisi mikroorganisme, yaitu beberapa mikroorganisme patogen mendominasi.

Selain asam lenolenat, kulit memiliki mekanisme perlindungan yang lain seperti: lapisan kulit terluar, lapisan kulit berlemak, produksi lisozim, keasaman, defensin, dan bakteri komensal. Selain itu, di kulit terdapat mekanisme petahanan yaitu Histone Deacetylaces (HDAC’s) merupakan salah satu enzim yang diekspresikan di sel-sel kulit yang membantu menjaga kesehatan kulit dengan menyeimbangkan aktivitas asetilasi oleh enzim histon asetiltransferase pada pembentukkan kromatin dan juga memerankan peranan yang penting dalam pengaturan transkripsi gen. Pengurangan jumlah HDAC menyebabkan beberapa spesies bakteri menjadi over populasi. Penggunaan beberapa seyawa kimia juga dapat menyebabkan HDAC menjadi rusak, sehingga pertahanan kulit menjadi melemah.

Banyak mikroorganisme yang masih dapat menembus pertahanan kulit, sehingga masih diperlukan perlindungan dari antimikroba. Penggunaan antimikroba harus memiliki sifat-sifat berikut: 1) hanya melindungi kulit dari kontaminasi mikroorganisme patogen, 2) tidak mengubah mikrobiom kulit, 3) mendukung pertumbuhan bakteri baik di kulit, 4) melindungi HDAC dan mekanisme perlindungan lain di kulit.
Flora kulit (Grice dan Julia, 2011)


Penggunaan bahan-bahan alami lebih aman daripada bahan kimia. Bahan alami yang dapat digunakan antara lain: Termialia chebula Azadirachta indica, Vitex negundo, Annona squamosa, Cymbopogon citratus (Balakhrisnani dkk.,2011). Meskipun demikian penelitian yang membahas bahan-bahan alam tersebut masih terbatas untuk dapat digunakan. Penggunaan senyawa-senyawa berikut, dengan jumlah konsentrasi yang tidak berlebihan yang terdapat di produk-produk kecantikan atau pengobatan, rata-rata memerlukan waktu yang lama dalam mengatasi masalah jerawat, namun diharapkan dapat membantu mengatasi masalah jerawat dan tetap memepertahankan keseimbangan bakteri komensal kulit dan HDAC.


1.Treatmen Oral:
  • Oral Antibiotik
Penggunaan antibiotik minum harus hati-hati terutama untuk anak di bawah delapan tahun, ibi hamil, dan ibu menyusui. Beberapa antibiotik minum yang dapat mengatasi jerawat adalah Erythromycin 4.0 - 92%, Clindamycin 4.0 - 95%, Tetracycline 0 - 29.9%, Minocycline 0 - 0.6% Doxycycline, 0 - 9.5%, Co-trimoxazole 0 - 21.7% (Strauss dkk., 2007; Kathi, 2011).
  • Terapi Hormon Oral
Penggunaan obat minum untuk menyeimbangkan hormon di dalam tubuh dapat dilakukan dengan menggunkanan Combined Oral Contraceptive (COC), Spironolactone, dan Flutamide (Truter, 2009)
2. Treatmen Topikal di Permukaan Kulit
  • Antibiotik Topikal
Kombinasai menggunakan kedua antibiotik topikal ini sebanyak 2.5% lebih lama dalam mengobati jerawat yaitu 10-12 minggu daripada mengggunakan 5%. Tetapi ini memiliki kuntungan yaitu tidak menimbulkan peradangan dan iritasi. Antibiotik lain yang dapat mengurangi populasi Propionum acne dan bakteri lain adalah metronidazole, gel erythromycin 3%, azelaic acid, dan sodium sulfacetamide10%.
  • Minyak Tea Tree
Menggunakan minyak tea tree memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengobati jerawat, namun lebih mampu mempertahankan keseimbangan mikroorganisme di kulit.
  • Sulfur 
Agen seperti asam salisilat, belerang, resorsinol, dan asam glikosilat dapat digunakan untuk mengatasi jerawat dengan memakan waktu yang lama. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Abbasi dkk., 2010 sulfur digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur, formulasi yang terdiri atas sulfur dan bahan-bahan lain dapat mengurangi jerawat dalam waktu antara 3-9 hari. Kombinasi % sulfur dan 10% sulfacetamide efektif mengurangi 78% total lesi dan 82.9% lesi peradangan pada wanita dengan kondisi jerawat sedang.
  • Tretinoin Topikal
Tretinoin  (seperti Retin-A, Stieva-A, asam Vitamin A), digunakan sebanyak 0.025-0.05% berguna untuk mengatasi jerawat. Penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi jarang dapat ditoleransi oleh tubuh (Anonim, 2007). Penggunaan tunggal atau dikombinasikan dengan antibakteri, mampu menstimulasi pertumbuhan sel baru, mencegah penyumbatan pori-pori, memicu aliran sebum yang normal, dan menciptakan kondisi kulit yang lebih aerob sehingga menghambat pertumbuhan P. acnes.
  • Adapalene Topikal
Topikal adapalene adalah turunan asam naptoik. Pengurangan lesi dapat dicapai setealah menggunakan selama 3 sampai 12 minggu, dengan konsentrasi 47% dan 75% untuk lesi peradangan dan diantara 50% dan 74% untuk lesi tanpa peradangan.
  • Isotretinoin Topikal
 Isotretinoin (13 cis-retinoic acid) merupakan selektif retinoid. Tersedia dalam gel 0.05% atau krim 0.1%. Penggunaan Isotretionin ini akan mengurangi lesi dalam waktu 12 minggu.
  • Azelaic Acid (AA)
 AA secara alami memiliki efek komedolitik, antimikroba, dan antiperadangan. Senyawa topical ini dapat mengurangi lesi hingga 60.6% dan jerawat hingga 65.2% dalam waktu enam minggu.

3. Treatmen Laser dan Sinar Lain
  • Trichloroacetic acid (TCA)
Penelitian yang dilakukan oleh Sharquie dkk., 2013 mendapatkan hasil treatmen kimia dengan menggunakan TCA, wajah dicui 3-6 kali perhari selama lima hari dengan menggunakan potasium permanganat dan menggunakan sunscreen di pagi hari dan hidrokortison di malam hari, dapat mengurangi jerawat vulgaris rata-rata 60.5%, dengan minimal efek samping. Tetapi belum diketahui mekanisme menyembuhkan dari TCA ini, apakah mengurangi jumlah bakteri Propioni bacterium acnes dan bakteri lain penyebab jerawat, apakah mengurangi ukuran kelenjar minyak yang terlibat dalam pembentukkan jerawat, atau apakah mengubah reaksi imunologi tubuh.
3.ImunisasiPenelitian yang dilakukan oleh Nakatsuji dkk., 2008 menemukan bahwa jerawat dapat dicegah dan diobati dengan imunisasi dengan menggunakan antibodi P. acnes yang dilumpuhkan.
4.Prebiotik
Sebuah studi di UCLA mengkonduksikan dengan ilmuwan di Washington University di St. Louis dan Los Angeles Biomedical Research Institute telah menemukan bahwa jerawat mengandung bakteri yang terdiri atas strain bakteri “jahat” yang berkaitan dengan pimple dan strain “baik” yang melindungi kulit (Fitz-Gibon dkk,, 2013). Prebiotik yang dapat digunakan antara lain kosmetik yang mengandung buah berry dan bunga pinus

Pustaka:
  1. Abbasi, Muhammad Athar, Ayesha Kausar, Aziz-ur-Rehman, Hina Saleem, Sadia Muhammad Jahangir, Sabahat Zahra Siddiqui, dan Viqar Uddin Ahma. 2010. Preparation of new formulations of anti-acne creams and their efficacy. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 4(6), pp. 298-303
  2. Anonim. 2007.  Acne Therapy Supplement to the Acne Drug Comparison Chart. The RxFiles Health Balakhrisnani, K.P., Nithya Narayanaswamyi, Punai Subba, dan Purnima E.H. 2011. Antibacterial activity of certain medicinal plants against acne-iducing bacteria. International Journal of Pharma and Bio Sciences.
  3. Fitz-Gibbon, Sorel, Shuta Tomida, Bor-Han Chiu, Lin Nguyen, Christine Du, Minghsun Liu, David Elashoff, Marie C Erfe, Anya Loncaric, Jenny Kim, Robert L Modlin, Jeff F Miller, Erica Sodergren, Noah Craft, George M Weinstock, dan Huiying L. 2013.mPropionibacterium acnes Strain Populations in the Human Skin Microbiome Associated with Acne.  Journal of Investigative Dermatology 133, 2152–2160
  4. Grice, Elizabeth A. dan Julia A. Segre. 2011. The skin microbiome. Review. Nature Reviews Microbiology 9, 244-253
  5. Kurek, Anna, Anna M., Gudniak, Anna Kraczkiewicz-Dowjat, dan Krystyna I. Wolska. 2011. New Antibacterial Therapeutics and Strategies. Minireview. Polish Journal of Microbiology. Vol. 60, No1, 3–12
  6. Johar, Datin Dr. Asmah, Chang Choong Chor, Ng Ting Guan, Leelavathi Muthupalaniappen, Noor Zalmy Azizan, Lee Yin Yin, Norraliza Md. Zain. Technology Assessment Section Medical Development Division Ministry of Health Malaysia. Academic Detailing Program Saskatoon City Hospital 701 Queen Street, Saskatoon.
  7. Kim, Jenny. 2009. Acne Vaccines: Therapeutic Option for the Treatment of Acne Vulgaris? Journal of Investigative Dermatology 128, 2353–2354
  8. Nakatsuji(a), Teruaki, Yu-Tsueng Liu, Cheng-Po Huang, Richard L Gallo, dan Chun-Ming Huang. 2008. Antibodies Elicited by Inactivated Propionibacterium acnes-Based Vaccines Exert Protective. Immunity and Attenuate the IL-8 Production in Human Sebocytes: Relevance to Therapy for Acne Vulgaris. Journal of Investigative Dermatology 128, 2451–2457.
  9. Nakatsuji(b), Mandy C. Kao, Jia-You Fang, Christos C. Zouboulis, Liangfang Zhang, Richard L. Gallo, dan Chun-Ming Huang. 2009. Antimicrobial Property of Lauric Acid Against Propionibacterium Acnes: Its Therapeutic Potential for Inflammatory Acne Vulgaris Teruaki. Journal of Investigative Dermatology 129, 2480–2488.
  10. Rathi, Sanjay K. 2011. ACNE VULGARIS TREATMENT : THE CURRENT SCENARIO. Indian J Dermatol. 56(1): 7–13.
  11. Rubenstein, Richard M. dan Sarah A. Malerich. 2014. Malassezia (Pityrosporum) Folliculitis. JCAD Online Editor.
  12. Schmidt, Nicholas dan Eugene H. Gans. 2011.Tretinoin: A Review of Its Anti-inflammatory Properties in the Treatment of Acne. J Clin Aesthet Dermatol. 4(11): 22–29. 
  13. Sharquie, Khalifa E., Adil A. Noaimi, dan Entesar A. Al-Janab. 2013. Treatment of Active Acne Vulgaris by Chemical Peeling Using TCA 35%. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications, 3, 32-35  
  14. Truter, Lise. 2009. Evidence-based Pharmacy Practise Acne Vulgaris. SA Pharmaceutical Journal