Penyebaran Penyakit oleh Tumbuhan pada Manusia, Penyebaran Penyakit tanpa Batasan

0
Kanker pada pohon walnut. (Credit: Colorado State University photo/Ned Tisserat dalam Fox, 2015).
Fox dalam tulisannya di The News Magazine of the American Society for Microbiology menyatakan bahwa sejumlah tanaman komsersial yang penting merupakan pelaku penyebaran penyakit bagi manusia, yang telah terjadi di anggrek dan kebun anggur di Eripa dan Amerika Serikat (AS), berdasar laporan Rodrigo Almeidao dari Universitas California, Berkeley. Dia sedang melakukan serangkaian workshop akhir September dalam workshop, “Vector-Borne Diseases: Exploring the Environmental, Ecological, and Health Connections,” diadakan oleh Forum on Microbial Threats, di bawah pelaksana Institute of Medicine (IOM) di Washington,D.C.
Laporan Plantegenes dkk., 2007 menyatakan bahwa landskap berpengaruh terhadap penyebaran penyakit pada manusia. Sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa landskap berperan penting dalam penyebaran penyakit pada manusia adalah studi pada penyakit lyme (Brownstein dkk., 2005), kista hidatid (Graham dkk., 2004), dan malaria (Sallares, 2006). Adanya berbagai macam tanaman yang kemungkingan menjadi inang juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi penyakit. Hal ini dapat dilihat di hutan (Bell dkk., 2006) atau di padang rumput (Mitchell dkk., 2002). Lebih dari itu, studi terakhir Webb dkk., 2006) menduga bahwa terjadinya penyakit dapat juga bergantung pada kemelimpahan filogenetik yang memiliki kekerabatan yang dekat dengan spesies untuk berbagi penyakit. Filogenetik seperti itu seperti terjadi di areal pertanian yang tanaman-tanamannya berkekerabat dekat, baik dibudidayakan atau pun tidak.
Menurut Almeida, dalam tulisannya menyatakan bahwa peningkatan sejumlah penyakit berbahaya dan epidemi akhir-akhir ini telah memicu ketertarikan bagaimana penyakit baru muncul dan penyakit yang sebelumnya jarang menjadi meningkat sering berjalannya waktu. Ia menyatakan bahwa ada keterkaitan yang erat antara penyakit tanaman dengan penyakit manusia.
Komersial, seringnya dan kecepatan trasnportasi, penyebaran spesies, resisten terhadap pestisida, urbanisasi, perubaha iklim, dan banyak faktor-faktor yang lain telah berkaitan erat dengan penyakit manusia (Woolhouse and Gowtage-Sequeria, 2005 dalam Almeida). Pautasso dkk., 2012 mengaitkan secara sistematik yang mengarahkan ke faktor yang memperngaruhi penyakit tanaman. Meskipun pengenalan spesies baru (56 %) dan cuaca (25 %) ditunjuk sebagai penanggung jawab utama untuk kebanyakan penyakit tanaman, faktor lain juga ditemukan lebih penting. Menariknya, telah diobserbasi virus yang terdiri atas 47 % dari semua tanaman yang menunjukkan gejala penyakit. Tren yang sama juga ditemukan pada penyakit manusia (Woolhouse and Gowtage-Sequeria, 2005, dalam Almeida). 

 Pustaka:
  1. Almeida, Rodrigo. ECOLOGY OF EMERGING VECTOR-BORNE PLANT DISEASES. Vector-Borne Diseases: Understanding the Environmental, Human Health, and Ecological Connections, Workshop.
  2. Bell, Thomas, Robert P. Freckleton, dan Owen T. Lewis. 2006. Plant pathogens drive density-dependent seedling mortality in a tropical tree.  Ecology Letters. Volume 9, Issue 5, pages 569–574
  3. Brownstein, John S., David K. Skelly, Theodore R. Holford, dan Durland Fish. Forest fragmentation predicts local scale heterogeneity of Lyme disease risk. Volume 146, Issue 3, pp 469-475.
  4. Fox, Jeffrey L. 2015. Microbe : Vector-Borne Plant Pathogens Cost Plenty, Know No Boundaries. The News Magazine of the American Society for Microbiology. Vol 10, No. 2
  5. Graham, A.J., F.M. Danson, P. Giraudoux, P.S. Craig. 2004. Ecological epidemiology: landscape metrics and human alveolar echinococossis. Epidemiology: a spatial perspective. Volume 91, Issue 3, Pages 267–278 
  6. Mitchell, CE., Tilman, D., Groth, JV. 2002. Effects of grassland plant species diversity, abundance, and composition on foliar fungal disease. ECOLOGY Volume: 83 Issue: 6 Pages: 1713-1726
  7. Pautasso, Marco, Thomas F. Döring, Matteo Garbelotto, Lorenzo Pellis, dan Mike J. Jeger. 2012. Impacts of climate change on plant diseases opinions and trends. Eur J Plant Pathol
  8. , dan Landscape epidemiology of plant diseases Sallares, R. 2006. Role of environmental changes in the spread of malaria in Europe during the Holocene. Quaternary International Volume 150, Issue 1, Pages 21–27.
  9. Webb, Campbell O., Gregory S. Gilbert, dan Michael J. Donoghue. 2006. PHYLODIVERSITY-DEPENDENT SEEDLING MORTALITY, SIZE STRUCTURE, AND DISEASE IN A BORNEAN RAIN FOREST. Ecology 87:S123–S131.
  10. Woolhouse ME dan Gowtage-Sequeria S. 2005.Host range and emerging and reemerging pathogens. Emerg Infect Dis. 2005 Dec;11(12):1842-7. dalam Almeida, Rodrigo. ECOLOGY OF EMERGING VECTOR-BORNE PLANT DISEASES. Vector-Borne Diseases: Understanding the Environmental, Human Health, and Ecological Connections, Workshop.