0
Mikrobiome di saluran
pencernaan terutama tersusun oleh bakteri, virus, archea, jamur, dan protozoa
(Sommer dkk., 2013). Ada kurang lebih 100 triliun mikrorganisme di saluran
pencernaan manusia, dengan bakteri yang disebut Firmicutes dan Bacteroidetes
merupakan yang dominan (Lay dkk 2005). Keragaman gen yang terdapat pada
mikrobiome hampir 150-kali lipat lebih banyak daripada genome manusia.
Mikrobiome saluran pencernaan bersama-sama dengan organ tubuh manusia mengatur
metabolisme di dalam tubuh manusia (Tilg dkk., 2011).
Namun, beberapa
mikrobiome tersebut justru sangat membahayakan tubuh setelah terkena contoh
bahan kimia berikut:
Paparan Gliofosfat. Gliofosfat merupakan bahan aktif pada Roundup©,
herbisida yang paling sering digunakan di seluruh dunia. Gliofosfat antara lain
dapat menghambat kerja enzim cytochrome
P450, CYP, yang salah satunya
berfungsi mendetoksifikasi senobiotik (senyawa sintesis) di dalam tubuh. Oleh
karena itu, gliofosfat meningkatkan efek kerusakan sisa bahan kimia dan racun
lingkungan.
Dampak negatif pada tubuh
ini bersifat perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama, menyebabkan kurasakan
peradangan sel di seluruh tubuh. Studi yang dilakukan oleh Samsel dan
Stephanie, 2013 menunjukkan bahwa ganggunan enzim CYP dapat menyebabkan kerusakan
biosintesis asam amino aromatik oleh bakteri saluran pencernaan dan menyebabkan
ketidakcocokan perpindahan serum sulfat.
Hal ini mengakibatkan penyakit yang lebih parah dan ini semakin
diperparah dengan pola makan yang tidak sehat. Gangguan ini antara lain
gangguan saluran pencernaan, obesitas, diabetes, penyakit hati, depresi,
autisme, ketidaksuburan, kanker, dan Alzheimer’s.
Paparan aresenik. Paparan arsenik tdak hanya mengubah susunan mikroorganisme pada tingkat
kemelimpahannya tetapi juga secara substansial mengganggu metabolisme dan
fungsi organ. (lu Kun dkk., 2014).
Paparan antibiotik. Paparan antibiotik menyebabkan perkembangan
penyakit yang lebih kompleks terutama pada pasien yang menggunakan antibiotik amoxillin-clavulinic (Young dkk., 2004) menyebabkan ketidakseimbangan keragaman
mikroorganisme di saluran pencernaan.
Paparan pestisida. Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan paparan
pesitisida kloripirifos dosis rendah dapat mengurangi bakteri Lactobacillus spp dan Bifidobacterium spp. yang merupakan
sangat penting sebagai prebiotik. Pengurangan kedua jenis bakteri tersebut
dapat menyebabkan disbiosis, yang selanjutnya mengarahkan ke penyakit lain yang
lebih parah (Joly dkk., 2013)
Paparan polusi udara. Polusi udara PM-10 (Kish dkk., 2013) (particulate matter on the order of 10
micrometers or less) yang dipaparkan pada tikus menyebabkan perubahan
mikrobiome di saluran pencernaan, menyebabkan saluran pencernaan rentan
terhadap penyakit, terutama penyakit peradangan perut.
Paparan Polychlorinated
Byphenils (PCBs). Paparan
PCBs dapat menurunkan kemelimpahan mikrobiome saluran pencernaan, terutama
menurunkan jumlah proteobacteria ( Choi dkk, 2013). Meskipun demikian,
uniknya, sebuah studi lanjutan, latihan fisik pada tikus dapat mengembalikan
kemelimpahan mikrobiome saluran pencernaan
Pustaka
- Choi JJ, Eum SY, Rampersaud E, Daunert S, Abreu MT, Toborek M. 2013. Exercise attenuates PCB-induced changes in the mouse gut microbiome. Environ Health Perspect 121:725–730. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
- Joly C, Gay-Queheillard J, Leke A, Chardon K, Delanaud S, Bach V, Khorsi-Cauet H. 2013. Impact of chronic exposure to low doses of chlorpyrifos on the intestinal microbiota in the Simulator of the Human Intestinal Microbial Ecosystem (SHIME) and in the rat. Environ Sci Pollut Res Int 20:2726–2734. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–22
- Kish L, Hotte N, Kaplan GG, Vincent R, Tso R, Ganzle M, Rioux KP, Thiesen A, Barkema HW, Madsen KL. 2013. Environmental particulate matter induces murine intestinal inflammatory responses and alters the gut microbiome. PLoS One 8:e62220. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
- Lu,Kun, Ryan Phillip Abo, Katherine Ann Schlieper, Michelle E. Graffam, Stuart Levine, John S. Wishnok, James A. Swenberg, Steven R. Tannenbaum, and James G. Fox. 2014. Arsenic Exposure Perturbs the Gut Microbiome and Its Metabolic Profile in Mice: An Integrated Metagenomics and Metabolomics Analysis. EHP. Vol 122. No. 3
- Masroor, Ajmal. Director. 2007. Ramadhan Helath Guide. A guide to healthy fasting. London: Communities In Action
- Samsel, Anthony dan Stephanie Seneff. 2013. Glyphosate’s Suppression of Cytochrome P450 Enzymes and Amino Acid Biosynthesis by the Gut Microbiome: Pathways to Modern Diseases. Review. Entropy 15, 1416-1463 Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
- Sommer F, Backhed F. 2013. The gut microbiota–masters of host development and physiology. Nat Rev Microbiol 11:227–238. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
- Tilg H, Kaser A. 2011. Gut microbiome, obesity, and metabolic dysfunction. J Clin Invest 121:2126–2132. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
- Young VB, Schmidt TM. 2004. Antibiotic-associated diarrhea accompanied by large-scale alterations in the composition of the fecal microbiota. J Clin Microbiol 42:1203–1206. Dalam Lu,Kun Ridwan Mahbub, and James G. Fox. 2015. Xenobiotics: Interaction with the Intestinal Microflora ILAR Journal, Vol. 56, No. 2, 218–227
0Awesome Comments!