Pilihan Penggunakan Disinfektan untuk Tangan

0


Larutan klorin
Larutan klorn dikenal sebagi disinfektan yang ampuh membunuh E. coli dan bakteri campuran yang ada di kulit kita (konsentrasi 10%). Bekerja dengan cara mengoksidasi permukaan sel mikroorganisme dan menyerang bagian sel yang penting seperti lemak, protein, dan DNA sehingga mikroorganisme menjadi mati (Ho-Hyuk Jang et al, 2008). Larutan klorin juga bekerja denga cepat dalam membunuh mikroorganisme, hampir membunuh 99,9% mikroorganisme di tangan kita. Dapat membunuh P. aeruginosa dan organisme vegetatif yang lain dalam waktu satu menit (A.P.Fraise, 1999).
Meski demikin, larutan klorin memiliki beberapa kekurangan yaitu, berbau menyengat, gas klorin yang terhirup terlalu banyak berpotensi menyebabkan kanker, dan dapat menyebabkan resistensi bakteri (Achour S. dan Chabbi F. 2014; Cherchi dan Gu, 2010).
Deterjen
Detrjen bekerja dennga cara membuang lapisan lemak di permukaan kulit kita, sehingga bakteri di tangan kita ikut terbuang.
Kekurangan dari deterjen ini adalah membuat tangan kita menjadi kering
Alkohol.
Alkohol bekerja dengan cara menguraikan susunan protein yang ada di mikroorganisme sehingga mikroorganisme tersebut menjadi mati. Alkohol memiliki beberapa kuntungan sebagai berikut: merusak membran sel bakteri, cepat melisiskan bakteri, tidak lebih membuat kulit kering dibandingkan dengan deterjen.
Disinfektan berbahan alkohol yang diusapkan di tangan sebagai pengganti produk antiseptik berbahan deterjen, yang sekarang banyak tersedia di pasaran.
Antiseptik berbahan dasar alkohol dapat direkomendasikan untuk orang yang membutuhkan antiseptik segera setelah menyentuh sesuatu yang terkontaminasi, atau sebelum dan sesudah menyentuh orang yang terinfeksi penyakit tertentu. Kuntungan lain menggunakan antiseptik berbahan alkohol adalah dapat menon-aktifkan banyak bakteri, memiliki kemampuan membunuh bakteri yang baik, dan potensi untuk membuat bakteri resisten rendah.
Alkohol dapat membunuh mikroorganisme dengan cepat, dapat membunuh beberapa mikroorganiseme sekaligus, tidak perlu dilakukan pencucian, pembilasan, dan pengeringan, kerusakan kulit akibat deterjen dan bahan keras lain dapat dihidari.
Meskipun demikian ia memiliki kekurangan yaitu dapat membuat kulit teriritasi jika digunakan secara berlebihan (Larson and Morton, 1991)
Menggunakan alkohol dibutuhkan waktu kontak selama 30 detik-10 menit untuk dapat membunuh 99.9% mikroorganisme di permukaan kulit, dan tidak dapat menghilangkan semua mikroorganisme karena dianggap ada beberapa mikroorganisme yyang resisten terhadap alkohol (Stephen B. Pruett ect, 2004)
Sabun pencuci tangan berbahan dasar yang lembut.
Sabun pencuci tangan juga berkerja seperti deterjen yaitu dengan cara membuang lapisan lemak dan minyak di tangan sehingga bakteri ikut terbuang saat mencuci tangan tersebut. Menggunakan sabun pencuci tangan berbahan lembut lebih membuat tangan kita menjadi lembut. Meskipun demikian menggunakan sabun cuci tangan dianggap tidak efektif karena beberapa bakteri tersebut tetap berada di tangan setelah kita mencuci tangan dan dibutuhkan waktu kontak yang lama untuk dapat menghilangkan hampir semua mikroorganisme di permukaan tangan (dibutuhkan kurang lebih 20 menit waktu mencuci tangan untuk membunuh semua mikroorganisme di permukaan tangan)
Saat mandi gunakan sabun yang lembut, bukan sabun anti bakteri.

Pustaka
Achour S. dan Chabbi F. 2014. Disinfection of Drinking Water-Constraints and Optimization Perspectives In Algeria. Larhyss Journal pp.193-212
A.P.Fraise, 1999. “Choosing disinfectants”. Journal of Hospital Infection, 43:255-264. Dalam Comparison study on disinfectant efficiency of ethanol, bleach and anti-bacterial hand soap against E.coli and mixed culture
Cherchi C. dan A. Z. Gu. 2011. Effect of bacterial growth stage on resistence to chlorine disinfection. Water Science & Technology. 64.1
EL Larson, HE Morton, 1991. Chapter 11 “Disinfection, Sterilization and Preservation” Alcohols, 4th edition. Dalam Comparison study on disinfectant efficiency of ethanol, bleach and anti-bacterial hand soap against E.coli and mixed culture
Ho-Hyuk Jang, Sung-Ho Ann, Myung-Deok Kim, Chan-Wha Kim, 2008. “Use of hydrogen peroxide as an effective disinfectant to Actinobacillus ureae”. Process Biochemistry, 43: 225-228. Dalam Comparison study on disinfectant efficiency of ethanol, bleach and anti-bacterial hand soap against E.coli and mixed culture
Larso, Elaine. 2001. Emerging Infectious Diseases. Hygiene of the Skin: When Is Clean Too Clean? Vol. 7, No. 2
Stephen B. Pruett, Qiang Zheng, Ruping Fan, Kametra Matthews, Carlton Schwab, 2004. “Ethanol suppresses cytokine responses induced through Toll-like receptors as well as innate resistance to Escherichia coli in a mouse model for binge drinking.” Alcohol, 33: 2:147-155. Dalam Comparison study on disinfectant efficiency of ethanol, bleach and anti-bacterial hand soap against E.coli and mixed culture