0
courtesy: Brown |
Rempah-rempah memiliki sifat antibakteri, anti jamur, dan
menghambat produksi racun oleh mikroorganisme tersebut; dipertimbangkan lebih
aman (disebut juga Generally Recognized as Safe, GRAS); dapat mempertahankan nutrisi pangan.
Jika bahan pengawet sintesis dapat bersifat racun bagi
manusia, rempah memiliki efek baik tidak; merusak mikroorganisme pencernaan;
tidak menyebabkan diare, peradangan lokal, kerusakan hati dan kerusakan ginjal.
Rempah-rempah dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk
atau patogen karena kandungan alkaloid, flavonoid, isoflavonoid, glikosida,
terpen, dan senyawa fenol.
Pengawatan dengan rempah-rempah dapat dilakukan dengan
penambahan ekstrak, ditambahkan langsung baik dalam bentuk rempah segar atau
kering, dibubuhkan pada kemasan, minyak yang dioleskan langsung pada produk
atau dengan emulsi minyak dalam air 5000-10000 ppm. Buah-buahan dapat
dicelupkan ke dalam emulsi minyak tersebut.
Untuk menambah keawetan bahan, penggunaan rempah-rempah
dapat dikombinasikan dengan cara berikut, yaitu: ditambah pemanasan, dilanjutkan
dengan penyimpanan pada suhu dingin.
Beberapa rempah yang dapat digunakan untuk mengawetkan
makanan adalah
Minyak cengkih
|
-
Menghambat Listeria
monocytogenes penyebab listeriosis
-
Mengurangi pembentukan racun aflatoksin yang dihasilkan
oleh Aspergillus flavus
|
Kayu manis
|
-
Menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus penyebab infeksi permukaan mukosa dan kulit
|
Bawang putih
|
-
Menghambat pertumbuhan Escherichia coli penyebab diare
-
Mengurangi pembentukkan biofilm oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa penyebab
konjungtivitis, infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran kencing, dan
infeksi luka
-
Menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
|
Minyak oregano
|
-
Menghambat pertumbuhan Aspergillus niger penyebab aspergillosis (kasusnya sangat jarang)
-
Menghambat pertumbuhan Aspergillus flavus
-
Menghambat pertumbuhan Penicillium spp. penyebab infeksi paru-paru dan menurunkan daya
tahan tubuh (kasusnya sangat jarang)
|
Minyak jeruk
|
-
Memerangi Enterococcus
faecium dan Entercoccus faecalis penyebab
bakteremia
|
Minyak Valensia orange
|
-
Memerangi Metilen
resistent staphylococcus aureus (MRSA) penyebab infeksi kulit
|
Minyak carvacrol
|
-
Menghambat pertumbuhan biofilm Salmonella enterica serovar typhimurium penyebab
tifus
|
Daftar Pustaka
- Ahmed, Anees M.; Srinivas Ravi; dan Pramod Ghogare. 2015. Studies on Antimicrobial Activity of Spices and Effect of Temperature and Ph on Its Antimicrobial Properties. IOSR Journal of Pharmacy and Biological Sciences (IOSR-JPBS) Volume 10, Issue 1 Ver. II, PP 99-102
- Anonim. 2006. Protect Against Skin Infection: Tips for Students and Parents. Massachusetts Departement of Public Health
- Boire, Nicholas A; Stefan Diefel; dan Nicole M Parrish. 2013. Essential Oils and Future Antibiotics: New Weapon Against Emerging ‘Superbugs’? J Anc Dis Prev 1:2
- Brown, Leanne. Eat Well on $4 Good and Cheap
- Pathogen Safety Data Sheet Pseudomonas aeruginosa
- Person, A.K.; S.M. Chudgar, dan J.E. Stout. Aspergillus niger. an unusual cause of invasive pulmonary aspergillosis. J Med Microbiol Jul; 59 (Pt 7): 834-838
- Rajsekhar, Saha; Bhupendar kuldeep; Amol Chandekar; dan Neeraj Upmanyu. 2012. pices as antimicrobial agents: A Review. International Research Journal of Pharmacy 3(2).
- Souza, Evandro Leite de; Tânia Lúcia Montenegro Stamford; Edeltrudes de Oliveira Lima; Vinícius Nogueira Trajano; dan José Maria Barbosa Filho. 2005. Antimicrobial Effectiveness of Spices: an Approach for Use in Food Conservation Systems. Brazilian Archives of Biology and Technology Vol.48, n. 4 : pp. 549-558