0
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antibiotik merupakan
zat kimia yang dalam kadar rendah sudah mempunyai kemampuan untuk menghambat
kehidupan atau menghancurkan bakteri atau mikrooganisme lain, misalnya
penisilin, streptomisin.
Antibiotik bekerja antara lain untuk mengendalikan
bakteri patogen penyebab penyakit. Antibiotik membunuh bakteri penyebab diare
seperti Vibrio cholera, Escherichia coli,
Campylobacter jejuni, dan Shigella
dysenteriae. Contoh lain adalah antibiotik Linezolid digunakan untuk
mengatasi bakteri penyebab penyakit pneumonia seperti strain staphylococci,
pneumococci, and enterococci.
courtesi: www.uwyo.edu |
Meskipun demikian, ada beberapa bahaya penggunaan
antibiotik. Kita sering mendengar antibiotik dapat menyebabkan resistensi,
artinya bakteri yang terkena antibiotik tersebut menjadi kebal atau tidak
terpengaruh oleh keberadaan antibiotik. Menurut laporan Gladwin dan Bill,
selain antibiotik dapat menyebabkan resistensi, antibiotik juga dapat
menyebabkan keracunan di dalam tubuh. Endotoksin (disebut juga
lipopolisakarida, LPS) merupakan bagian luar sel bakteri gram negatif yang
dapat hancur, lisis, dan meracuni sel-sel tubuh. Antibiotik dapat menyerang
bakteri dan menghancurkan endotoksin. Akibat adanya endotoksin ini, sel-sel tubuh
mengalami keracunan, jaringan mengalami kerusakan, berimplikasi pada organ,
organ mengalami kerusakan, sehingga tubuh mengalamu kerusakan.
Contohnya keracunan endotoksin pada sistem peredaran
darah menyebabkan terjadinya hipotensi pada sistem peredaran darah tersebut, dan
juga akhirnya menyebabkan hipoksia pada paru-paru. Kejadian ini dapat
menyebabkan kematian hingga rasio 40%. Kejadian ini sering disebut sebagai
gagal berbagai macam organ tubuh, multi
organ failure (MOF). Pada kasus ini juga disebut septikemia, yaitu
kerusakan organ yang disebabkan oleh respon sistem imun sistemik tubuh yang
berlebihan terhadap benda asing dari luar tubuh. Endotoksin akan mengaktifkan
sistem imun toll-like receptors (TLRs) yang
mempercepat reaksi infeksi, TLRs akan
membentuk kompleks lengkap dengan molekul CD14 membentuk TLR4-CD14 yang akan mengaktifkan NFkB, NFkB ini selanjutnya akan
menginduksi ekspresi peredangan seperti leptin,
tumor necrosi factor-α (TNFα), dan interleukin-6
(IL-6), dan yang lainnya yang akan memicu respon tubuh. Endotoksin menyebabkan
respon sistem imun sistemik tubuh berlebihan sehingga menyebabkan kerusakan dan
gagal organ.
Contoh lain MOF adalah adanya kebocoran pada pembuluh
kapiler dan ekstraksi oksigen yang tidak cocok akibat serangan endotoksin.
Tubuh akan mengalami hipotensi jaringan dan hipoksia. Jika kerusakaan ini tidak
dihentikkan, akan menyebabkan gagal ginjal akut, insufisien jantung dan
paru-paru, kesulitan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, karbondioksida dan
racun menumpuk di dalam tubuh, kerja hati menjadi berat, dan berbagai
komplikasi lain.
Apakah keracunan endotoksin tidak dapat dicegah?
Keracunan endotoksin dapat dicegah dengan beberapa cara
sebagai berikut:
Menggunakan
sel apoptosis yang telah diadministrasi.
Keuntungan dari menggunakan sel apaptosis yang diregistrasi termasuk 1)
pengurangan pemicu proinflamatori sitokin, 2) menekan masuknya
polymorphonuclear neutrophil (PMN) ke organ target, dan 3) menurunkan tingkat
LPS. LPS dapat dengan cepat berkitan dengan sel apoptosis dan LPS-yang
terlapisi ini dapat dikenal dan dibersihkan oleh Makrofag pada reseptor-bergantung
CD14/trombospondin/vitronektin, diikuti dengan supresi NF dan peningkatan
ekspresi IL-10 oleh LPS yang diaktifasi makrofag. Sel apoptosis mungkin karena
itu berpotensi untuk mengobati syok septik.
Perbaikan nutrisi. Nutrisi memiliki efek
memperbaiki sistem pencernaan, fungsi imunitas saluran pencernaan, dan
menghambat infeksi. Awal masuknya nutrisi berkaitan dengan penurunan
katabolisme yang mengarah ke kerusakan, mempertahankan fungsi mukosa di saluran pencernaan,
menurunkan translokasi, meningkatkan penyembuhan luka, dan menurunkan rasio
kematian yang disebabkan oleh septik.
Pustaka:
1.
CULTURES. A
Publication of ASM. Vol.1 Issue 2. Spring 2014.
2.
Hurley, James
C. 2013. Towards Clinical Applications of Anti-endotoxin Antibodies; A Re-appraisal of the Disconnect. Toxins, 5,
2589-2620.
3.
Ryan, Kenneth
J. dan C. George ray. Clinical Sherris Medical Microbiology an Introduction to Infectious
Diseases. 4th edition. Mcgraw-Hill Medical Publishing Division. New York
4.
Tiwari, SC,
Sanjay Vikrant. Sepsis and the Kidney. Journal of Indian Academy of Clinical
Medicine Vol. 5 No. 1
5.
Ren,Yi, Yi
Xie, Guoping Jiang, Jianqing Fan, Joseph Yeung, Wen Li, Paul K. H. Tam, dan
John Savill. 2008. Apoptotic Cells Protect Mice against
Lipopolysaccharide-Induced Shock1. The Journal of Immunology
0Awesome Comments!