143
Kemarin kita sudah paham protein di dalam tubuh, bahkan
dikatikan dengan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Sekarang kita
lanjutkan pengetahuan kita tentang protein.
Ada berbagai macam jenis makanan di sekitar kita.
Masing-masing makanan tersebut secara umum mengandung lima jenis gizi, yaitu
sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral, dan sumber
mineral. Tidak ada satu jenis makanan pun yang dapat memenuhi kelima gizi
tersebut, oleh karena itu setiap hari kita disarankan untuk mengkonsumsi aneka
jenis makanan, agar kebutuhan gizi tubuh kita terpenuhi.
4 sehat 5 sempurna adalah panduan makan yang paling gampang,
yang dapat kita terapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi kita sehari-hari (jadi
jangan cuma beli biting-bitingan, cireng, makaroni terus ya..sisihkan uang
jajanmu untuk beli jus, susu, keju, cap cay, dsb, jadi sehat tubuhmu, dan kebal
terhadap aneka jenis penyakit).
Oke, berikut aneka jenis makanan sehat.
Lalu bagaimana kita mengetahui makanan kita sebagai sumber
protein.
Para ahli dapat mengetahui mana makanan yang banyak
mengandung protein dan mana yang tidak dengan menggunakan beberapa pengujian,
1. Uji Biuret
Masih ingatkah kamu pada pelajaran yang lalu, protein
tersusun atas asam amino-asam amino, antar asam amino itu diikat oleh ikatan
pepetida (buka link berikut:https://dunia-mikroorganisme.blogspot.com/2020/03/23-ciri-ciri-protein.html ) Nah, uji Biuret ini digunakan untuk mengetahui
adanya ikatan peptida pada suatu bahan pangan. Kalau di bahan pangan tersebut
ada ikatan peptidanya, berarti bahan pangan tersebut mengandung protein.
Bahan kimia yang digunakan adalah Cu2+. Makanan yang
mengandung protein, jika direaksikan dengan reagen Biuret, akan terjadi reaksi
antara ikatan peptida dengan Cu2+ dan terbentuk warna ungu.
Gambar: Uji Biuret
2. Uji Kjeldahl
Gambar: Uji Kheldahl
Uji ini sedikit lebih rumit, tapi dapat dilakukan kok, nanti di sekolah. Uji ini digunakan
untuk mengetahui kandungan Nitrogen (N) kasar yang ada pada bahan makanan.
Seperti pada gambar di atas, bahan kimia yang digunakan adalah H2SO4, Na2SO4,
NaOh, NH3, dsb. Proses uji protein ini sendiri ada tiga tahap, yaitu destruksi,
destilasi, dan titrasi (Sudarmadji, 2007).
3. Uji Maillard atau
Uji “Ke-gurih-an
Kamu juga dapat menguji apakah makanan di rumah mengandung
protein/tidak dengan cara uji Maillard atau uji ke-gurih-an. Makanan-makanan
yang diduga mengandung protein, jika dimasak dengan suhu tinggi, yaitu dengan
menggoreng, memanggang, atau membakar (suhunya lebih dari 100C) makanan
tersebut rasanya akan gosong dan gurih.
Contoh: ayam bakar, telur goreng, sate, cookies, rasanya
gurih dan enak karena ada kandungan protein di dalam makanan tersebut dan
dimasak dengan suhu tinggi.
Gambar: Ayam Bakar dan
Telur goreng
Sumber: https://selerasa.com/resep-dan-cara-membuat-ayam-panggang-bumbu-spesial-yang-gurih-empuk-dan-nikmat
dan https://smittenkitchen.com/2014/10/the-crispy-egg/
)
Gambar: Nastar
(Sumber: koleksi pribadi)
Nastar juga enak karena mengandung protein (dari telur dan
susu) dan dioven. Coba kalau nastar di kukus, enak nggak?
Berbeda dengan protein, makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
jika dimasak dengan suhu tinggi, tidak akan menyebabkan gurih, tapi menyebabkan
gosong dan ber-karamel
Gambar: Karamelisasi
jadi bisa membedakan makanan yang mengandung protein dan
karbohidrat dengan cara memasak kan?
4. Uji “Mak Comblang”
Kamu juga dapat mengetahui apakah makanan kamu sumber
protein atau tidak, dengan cara “men-comblangkan” makanan kamu yang diduga
mengandung protein dengan air dan minyak. Kamu tahu kan, minyak dan air tidak
bisa bersatu, kaya kamu dengan mantan kamu (#Eh?:P)
Gambar: minyak dan air & gambar kamu dg mantan
(sumber: https://www.shutterstock.com/search/oil+water
dan https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/hype/entertainment/amp/gabrielle-2/ini-nih-10-anime-sedih-yang-bakal-bikin-kamu-nangis-semalaman-c1c2
)
Protein memiliki dua gugus, yaitu hidrofilik (hydrophilic) dan hidrofobik (hydrophobic). Gugus hidrofilik akan
mengikat air, sedangkan gugus hidrofobik akan mengikat minyak atau lemak.
Gambar: Bagian protein hidrofilik dan hidrofobik
Nah, kedua gugus pada protein inilah yang dapat menyatukan
air dengan minyak, kaya mak-comblang atau Pak penghulu nanti, kalau kamu sudah
dewasa dan menikah dengan seseorang, penghulu akan menyatukan kamu dengan
keksihmu (#Eaaa...:P)
Gambar: Penyatuan minyak dan air oleh lesitin kedelai &
penghulu perinikahan
(Sumber: https://mobile.twitter.com/profvigeant/status/915744429444562945
dan https://islam.nu.or.id/post/read/105901/calon-istri-dilarang-hadir-di-majelis-ijab-kabul
)
Contohnya, ketika kamu bikin adonan roti, air es dan
margarin tidak akan menyatu, tapi ketika kamu menambahkan telur atau susu, bahan
tersebut dapat menyatukan air es dan margarin. Berarti di sini, telur dan susu
mengandung protein. Paham ya?
Gambar: Adonan kue, margarin, air, dan kuning telur
Gambar, “Hei, aku adalah sumber protein, karena dapat
menyatukan air dengan minyak”
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji,
S. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada