76
143
Published on
23.10.00
Category:
Biuret,
hidrofilik,
hidrofobik,
Kjeldahl,
Maillard
Kemarin kita sudah paham protein di dalam tubuh, bahkan
dikatikan dengan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Sekarang kita
lanjutkan pengetahuan kita tentang protein.
Ada berbagai macam jenis makanan di sekitar kita.
Masing-masing makanan tersebut secara umum mengandung lima jenis gizi, yaitu
sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral, dan sumber
mineral. Tidak ada satu jenis makanan pun yang dapat memenuhi kelima gizi
tersebut, oleh karena itu setiap hari kita disarankan untuk mengkonsumsi aneka
jenis makanan, agar kebutuhan gizi tubuh kita terpenuhi.
4 sehat 5 sempurna adalah panduan makan yang paling gampang,
yang dapat kita terapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi kita sehari-hari (jadi
jangan cuma beli biting-bitingan, cireng, makaroni terus ya..sisihkan uang
jajanmu untuk beli jus, susu, keju, cap cay, dsb, jadi sehat tubuhmu, dan kebal
terhadap aneka jenis penyakit).
Oke, berikut aneka jenis makanan sehat.
Lalu bagaimana kita mengetahui makanan kita sebagai sumber
protein.
Para ahli dapat mengetahui mana makanan yang banyak
mengandung protein dan mana yang tidak dengan menggunakan beberapa pengujian,
1. Uji Biuret
Masih ingatkah kamu pada pelajaran yang lalu, protein
tersusun atas asam amino-asam amino, antar asam amino itu diikat oleh ikatan
pepetida (buka link berikut:https://dunia-mikroorganisme.blogspot.com/2020/03/23-ciri-ciri-protein.html ) Nah, uji Biuret ini digunakan untuk mengetahui
adanya ikatan peptida pada suatu bahan pangan. Kalau di bahan pangan tersebut
ada ikatan peptidanya, berarti bahan pangan tersebut mengandung protein.
Bahan kimia yang digunakan adalah Cu2+. Makanan yang
mengandung protein, jika direaksikan dengan reagen Biuret, akan terjadi reaksi
antara ikatan peptida dengan Cu2+ dan terbentuk warna ungu.
Gambar: Uji Biuret
2. Uji Kjeldahl
Gambar: Uji Kheldahl
Uji ini sedikit lebih rumit, tapi dapat dilakukan kok, nanti di sekolah. Uji ini digunakan
untuk mengetahui kandungan Nitrogen (N) kasar yang ada pada bahan makanan.
Seperti pada gambar di atas, bahan kimia yang digunakan adalah H2SO4, Na2SO4,
NaOh, NH3, dsb. Proses uji protein ini sendiri ada tiga tahap, yaitu destruksi,
destilasi, dan titrasi (Sudarmadji, 2007).
3. Uji Maillard atau
Uji “Ke-gurih-an
Kamu juga dapat menguji apakah makanan di rumah mengandung
protein/tidak dengan cara uji Maillard atau uji ke-gurih-an. Makanan-makanan
yang diduga mengandung protein, jika dimasak dengan suhu tinggi, yaitu dengan
menggoreng, memanggang, atau membakar (suhunya lebih dari 100C) makanan
tersebut rasanya akan gosong dan gurih.
Contoh: ayam bakar, telur goreng, sate, cookies, rasanya
gurih dan enak karena ada kandungan protein di dalam makanan tersebut dan
dimasak dengan suhu tinggi.
Gambar: Ayam Bakar dan
Telur goreng
Sumber: https://selerasa.com/resep-dan-cara-membuat-ayam-panggang-bumbu-spesial-yang-gurih-empuk-dan-nikmat
dan https://smittenkitchen.com/2014/10/the-crispy-egg/
)
Gambar: Nastar
(Sumber: koleksi pribadi)
Nastar juga enak karena mengandung protein (dari telur dan
susu) dan dioven. Coba kalau nastar di kukus, enak nggak?
Berbeda dengan protein, makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
jika dimasak dengan suhu tinggi, tidak akan menyebabkan gurih, tapi menyebabkan
gosong dan ber-karamel
Gambar: Karamelisasi
jadi bisa membedakan makanan yang mengandung protein dan
karbohidrat dengan cara memasak kan?
4. Uji “Mak Comblang”
Kamu juga dapat mengetahui apakah makanan kamu sumber
protein atau tidak, dengan cara “men-comblangkan” makanan kamu yang diduga
mengandung protein dengan air dan minyak. Kamu tahu kan, minyak dan air tidak
bisa bersatu, kaya kamu dengan mantan kamu (#Eh?:P)
Gambar: minyak dan air & gambar kamu dg mantan
(sumber: https://www.shutterstock.com/search/oil+water
dan https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/hype/entertainment/amp/gabrielle-2/ini-nih-10-anime-sedih-yang-bakal-bikin-kamu-nangis-semalaman-c1c2
)
Protein memiliki dua gugus, yaitu hidrofilik (hydrophilic) dan hidrofobik (hydrophobic). Gugus hidrofilik akan
mengikat air, sedangkan gugus hidrofobik akan mengikat minyak atau lemak.
Gambar: Bagian protein hidrofilik dan hidrofobik
Nah, kedua gugus pada protein inilah yang dapat menyatukan
air dengan minyak, kaya mak-comblang atau Pak penghulu nanti, kalau kamu sudah
dewasa dan menikah dengan seseorang, penghulu akan menyatukan kamu dengan
keksihmu (#Eaaa...:P)
Gambar: Penyatuan minyak dan air oleh lesitin kedelai &
penghulu perinikahan
(Sumber: https://mobile.twitter.com/profvigeant/status/915744429444562945
dan https://islam.nu.or.id/post/read/105901/calon-istri-dilarang-hadir-di-majelis-ijab-kabul
)
Contohnya, ketika kamu bikin adonan roti, air es dan
margarin tidak akan menyatu, tapi ketika kamu menambahkan telur atau susu, bahan
tersebut dapat menyatukan air es dan margarin. Berarti di sini, telur dan susu
mengandung protein. Paham ya?
Gambar: Adonan kue, margarin, air, dan kuning telur
Gambar, “Hei, aku adalah sumber protein, karena dapat
menyatukan air dengan minyak”
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji,
S. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
141
Published on
23.33.00
Category:
antibodi,
COVID-19,
SARS-CoV-2
Masih menanjutkan pelajaran
kita tentang protein kemarin ya, tapi kali ini kita kaitkan dengan COVID-19.
1. Tubuh kita sebagian besar tersusun atas protein
Kebanyakan dari kamu mungkin
bertanya, dimana sih Bu, letak protein di dalam tubuh kita (manusia)? Protein itu
terdapat di dalam setiap sel, dan sel itu ada di seluruh tubuh kita karena sel
merupakan penyusun tubuh kita (dan makhluk hidup lain, seperti hewan, tumbuhan,
bakteri, jamur, bahkan virus). Perhatikan gambar berikut:
Gambar (a) manusia dan (b)
sel.
(Sumber: (a) sumber: Fibriani,
dkk., 2020; (b) https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTn0VFRYIr8KR4QYql6fgdmx0RTcw07wiCrunlELkvyjYNBzPZR&usqp=CAU )
Dari gambar di atas,
diketahui protein itu tersebar dimana-mana di dalam tubuh kita. Di dalam inti
sel (nukleus), di membran sel, di mitokondria, di cairan sel (sitoplasma), di
badan golgi dll.
2. Protein berfungsi sebagai pembangun tubuh
Karena protein tersebar
di dalam tubuh, kita butuh asupan protein setiap hari untuk mengganti
protein-protein yang rusak. Protein yang kita makan, berfungsi untuk mengganti
enzim yang rusak, mengganti hormon yang rusak, mengganti otot yang rusak, dan
mengganti sel-sel yang rusak, oleh karena itulah, protein berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh
Protein pembangun tubuh
Gambar protein sebagai
pembangun (a) otot dan b (rambut)
(sumber: (a) https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQR-JYgjIBTw09B0hvDwT7wCkViv7n4cLlOZYNYLWDocrXfrAX7&usqp=CAU; (b) https://gd.image-gmkt.com/li/708/361/775361708.g_0-w_g.jpg )
3. Protein berfungsi sebagai sumber energi, jika
karbohidrat tidak ada.
Kamu mungkin bertanya, “Bu,
kita makan protein tiap hari, apakah mungkin protein tersebut diubah menjadi
tenaga?”. Jawabannya, ya, bisa. Selain sebagai pembangun tubuh, protein juga
berfungsi sebagai sumber tenaga, jika tidak ada karbohidrat. Perhatikan alur
perombakan protein menjadi tenaga berikut: ATP merupakan satuan energi yang digunakan sebagai tenaga di dalam tubuh manusia
Gambar: Jalur protein sumber
tenaga
4. kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit Kwashiorkor
dan Marasmus
Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan protein. Ciri-cirinya:
-Pembengkakan
di bagian bawah kulit (Oedema), akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh
-Rambut
yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau
kuning kemerahan seperti rambut jagung.
-Ruam
atau dermatitis.
-Mudah
marah.
-Kelelahan
dan mengantuk.
-Gangguan
tumbuh kembang.
-Perut
membesar.
-Infeksi
yang terjadi terus menerus, akibat lemahnya kekebalan tubuh.
-Kuku
pecah dan rapuh.
-Berubahnya
pigmen kulit.
-Penurunan
massa otot.
-Berat
dan tinggi badan tidak bertambah.
Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Ciri-cirinya:
-Kekurangan
berat badan.
-Kehilangan
banyak massa otot dan jaringan lemak.
-Pertumbuhan
terhambat.
-Kulit
kering dan rambut rapuh.
-Terlihat
lebih tua dari usianya.
-Tidak
berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu.
-Wajah
menjadi bulat seperti orang tua.
Gambar kwashiorkor dan Marasmus (sumber: https://www.google.com/amp/s/artikel867913207.wordpress.com/2018/01/24/kekurangan-gizi-di-asmat-lengkap/amp/ )
5. Protein juga penyusun virus SARS-CoV-2
COVID-19 merupakan
penyakit yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian tubuh virus juga
tersusun dari protein lho. Berikut gambar
virus dan proteinnya:
Virus
Gambar: virus SARS-CoV-2
(sumber: https://macrobenotes.com/severe-acute-respiratory-syndrome-coronavirus-sars-cov/
dalam Fibriani, dkk., 2020)
6. Proses pembuatan protein virus (termasuk
SARS-CoV-2) hanya dapat dilakukan di dalam sel makhluk hidup lain
Meskipun virus memiliki
protein, virus itu tidak bisa membuat sendiri proteinnya. Untuk dapat membuat
protein yang diperlukannya, dia harus pinjam “mesin pembuat protein” dari
makhluk hidup lain, contohnya dari tumbuhan, manusia, hewan, bakteri, dan
sebagainya.
Perhatikan gambar
berikut:
Pada gambar di bawah ini, prosesnya sebagai berikut:
1. virus akan menempel di permukaan dan masuk ke dalam sel
2. virus akan "meminjam mesin pembuat protein" yang ada pada sel, seperti inti sel (nukleus), mitokondria, kompleks golgi, dsb, untuk membuat protein virus itu sendiri.
3. setelah pembentukkan protein selesai, virus akan merakit protein tersebut dan membuat tubuh-tubuh virus baru, dan keluar dari sel yang "ditumpanginya"
Gambar: Pembuatan protein (Sintesis protein) pada virus
(sumber: http://jtd.amegroups.com/article/view/1209/html
dalam Fibriani, dkk., 2020)
7. Protein dapat dibuat antibodi, zat yang dapat
melawan virus
Meskipun virus menyerang sel dan merusaknya, namun jangan khawatir, Di dalam tubuh, sel punya perlindungan alami dengan membentuk antibodi. Antibodi adalah protein berbentuk Y yang
diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh (Handayani, 2020). Tubuh mempunyai kemampuan untuk membentuk antibodi yang berfungsi untuk
memerangi virus. Perhatikan gambar Y yang saya lingkari merah berikut!
Pada gambar berikut, protein-protein yang berbentuk huruf Y mengikat dan melumpuhkan virus. Untuk dapat membuat antibodi, kita harus mengkonsumsi sumber protein dan makanan-makanan lain yang bergizi dalam jumlah tepat dan seimbang.
Gambar: Antibodi
Sumber pustaka:
Anonim. 2018. Kwashiorkor.
=https://www.google.com/amp/s/artikel867913207.wordpress.com/2018/01/24/kekurangan-gizi-di-asmat-lengkap/amp/
Anonim. 2020. Antibodi. Antibodi:
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQLNYdNy1lAtLXu86C31jn_JChmS-ZBNpQnoqrpyp7JudHPm2sb&usqp=CAU
Anonim. 2020. https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSbjZeitdPwu3vBgkcanDCZAiYuNNM92KqVrV4EtX_x6J2eyISl&usqp=CAU
Anonim. 2020. https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQR-JYgjIBTw09B0hvDwT7wCkViv7n4cLlOZYNYLWDocrXfrAX7&usqp=CAU
Anonim. 2020. http://jtd.amegroups.com/article/view/1209/html
Adrian, K.
2018. Kwashiorkor dan Marasmus, Malanutrisi yang
Mengancam Nyawa- Alodokter. Diunduh dari:
https://www.alodokter.com/kwashiorkor-dan-marasmus-malnutrisi-yang-mengancam-nyawa tanggal 06 April 2020
Fibriani, A., Ernawati
G.R., Husna N.P., 2020. Intorduction to Novel Corona Virus (2019-nCoV)
Infection. Seminar dan Talkshow. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayatai-Institut
Teknologi Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Handayani, I. 2020. Antibodi, Perlindungan Terbaik Hadapi
Ancaman Virus Korona. Investor: https://investor.id/lifestyle/antibodi-perlindungan-terbaik-hadapi-ancaman-virus-korona