0
Fermented food Courtesy: Gianni, 2011 |
Diabetes melitus merupakan
penyakit yang ditandai dengan kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi,
hiperglikemia. Ada dua jenis diabetes yang utama yaitu diabetes tipe 1 dan tipe
2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh ketidakadaan hormon insulin dikarenakan
kerusukan akibat sel-ß pankreas akibat serangan autoimun. Diabetes tipe 2
merupakan kombinasi dari resistensi insulin dan kerusakan saluran penyalur
insulin. Penderita diabetes tipe 2 lebih banyak dibandingkan tipe 1. Pada 80% orang
diabetes tipe 2 diabetes juga berkaitan dengan obesitas, dislipidemia
(kolesterol-HDL rendah dan trigliserida tinggi), kenaikan tekanan darah, dan
fibrinolisis yang tidak cocok.
Tidak melakukan aktivitas
fisik, keturunan diabetes, banyak mengkonsumsi makanan berlemak merupakan
beberapa faktor yang memicu terkena diabetes. Namun, asam lemak omega 3, mengkonsumsi
dalam jumlah yang cukup sayur dan buah merupakan makanan yang tinggi serat,
tidak berlemak, dapat menurunkan resiko diabetes melitus tipe 2, penyakit
jantung, dan beberapa tipe kanker.
Kalsium
Produk olahan susu merupakan
sumber kalsium. Kalsium dapat membantu melindungi tulang dan mencegah tekanan
darah, diabetes, osteoporosis, dan penyakit janjung. Pilihan yang baik adalah
produk olahan susu rendah atau bebas lemak dan keju rendah lemak.
Laktosa
Kandungan utama karbohidrat
pada susu, monohidrat laktosa, berkisar antara 4.8 hingga 5.2%. Laktosa
menstimulasi penyerapan kalsium dan magnesium. Memiliki indeks glikemik yang
relatif lebih rendah yaiut 46 dibandingkan glukosa100 dan 60 sukrosa. Ini
membuat laktosa pada susu skim lebih cocok untuk penderita diabetes dan untuk
mengontrol berat badan. Bersifat kurang kariogenik dibandinkan dengan gula lain. Laktosa menstrimulasi bifidobacteria pada
usus besar dan oleh karena itu melindungi infeksi dan meningkatkan kesehatan
usus. Berdasarkan laporan National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases, 30 hingga 50 juta orang Amerika merupakan penderita
intoleransi laktosa. Syukurnya, ketika susu difermentasi, bakteri akan mencerna
laktosa hingga habis. Inilah alasan kenapa banyak orang yang tidak dapat
mengkonsumsi susu tidak masalah mengkonsumsi yogurt.
Serat
Penelitian yang dilakukan
akhir-akhir ini, juga mempertimbangkan kemungkinan faktor-faktor lain penyebab
sehat selain serat yang terdapat pada sereal dan kacang-kacangan yang mungkin
mempengaruhi resiko penyakit kronis. Beberapa diantarnya termasuk makronutrien
yang terkandung di dalamnya seperti selenium dan vitamin E, antioksidan, fitokimia,
isoflavin dan lignan. Dari semua faktor yang terjadi bersamaan ini pada sereal
sulit untuk menentukkan masing-masing keuntungan yang berharga dari bahan-bahan
tersebut. Semetara itu, biji-bijian ‘keseluruhan’ telah ditunjukkan mampu mengurangi
penyakit pada wanita, efek dari biji-bijian secara keseluruhan mengurangi
diabetes diabetes tipe-2.
Terlepas dari keuntungan
laksatif, konsumsi serat dapat mengurangi kadar gula dan kadar lemak dalam
darah, akan menurunkan kadar kolesterol, memperlambat penyerapan nutrisi ke
dalam peredaran darah, dan mendukung perumbuhan bakteri baik. Selain itu, diet
serat memiliki dampak yang baik untuk manusia dan memperpanjang umur. Secara
epidemiologi, percobaan, dan riset secara klinik telah menunjukan bahwa
konsumsi tinggi serat akan menurunkan resiko obesitas, kanker usus besar,
serangan jantung, dan kemungkinan diabetes tipe-2. Buah selain mengandung serat
juga mengandung polifenol dan flavonoid yang dapat menjadi target untuk mengurangi
resiko kardiovaskuler dan diabetes.
Magnesium
Sementara penelitian pada
sereal menyatakan bahwa konsumsi sereal yang mengandung magnesium dapat
menurunkan resiko diabetes tipe-2 secara signifikan, namun secara berlawanan
penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa ada korelasi negatif
yang sangat kuat diantara magnesium dengan diabetes tipe-2.
Kromium
Penelitian menunjukkan bahwa
ketika asupan kromium rendah, orang cenderung akan mengalami glukose
intoleransi, yang dapat diperbaiki dengan menambahkan suplemen kromium. Penurunan
kadar insulin di dalam darah mengindikasikan bahwa kromium meningkatkan sensitivitas
jarangan terhadap insulin.
Akhir-akhir ini, metabolisme
endotoksaemia, ditandai dengan peningkatan lipopolisakarida di serum, telah
didemonstrasikan sebagai faktor peradangan, menyebabkan ke, naikan berat badan,
resisten terhadap insulin, dan diabetes pada hewan peliharaan. Sebaliknya,
penggambatan mikrobiota pencernaan karena antibotik (norfloxacin dan ampicillin)
pada dua percobaan tikus yang berbeda menhasilkan resisen terhadap insulin
terdapat pada kadar LPS yang rendah pada serum, inflamasi tingkat-rendah,
obesitas, dan diabetes tipe-2, menunjukkan kaitan antar mikroorganisme saluran
pencernaan dan kelainan metabolisme tertentu [15]. Stimulai LPS juga
memproduksi sejamlah mediasi-sitokin yang meningkatkan kadar lemak pada plasma
dengan meningkatkan sintesis senyawa lipoprotein very low density lipid (VLDL) di hati dan menghambat lipoprotein
lipase. Pada faktanya, mobilisasi penyimpanan lemak juga dianggap sebuah
mekanisme tubuh untuk memerangi infeksi, selanjutnya, lipoprotein juga nampak
dapat memerangi infeksi.
Indeks Glikemik (IG)
Makanan ber-indeks glikemik merupakan
makanan yang mengandung gugus-CHO pada kemampuannya dapat meningkatkan kadar
gula darah. Untuk menurunkan respon glikemiks terhadap makanan yang diasup,
makanan yang memiliki IG yang tinggi harus diganti makanan yang memiliki GI
yang rendah. makanan yang lebih rendah diketahui lebih sehat untuk penderita
diabetes seperti kacang-kacangan, polong, lentil, pasta, bulgur, barley, roti
rye, oats, quinoa, dan buah musim sedang (apel, pir, jeruk, peach, plum,
aprikot, ceri, beri). Contoh makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi
termasuk roti putih, kentang, kraker, sereal sarapan (jagung, nasi yang dibikin
puffed, oats puffed, gandum puffed), dan buah tropis (nanas, pepaya, kantalope, semangka)
Lemak
Rekomendasi terakhir menyatakan
bahwa masyarakat dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak sebesar 20-35% dari total
energi untuk penderita diabetes. Resiko jantung koroner pada penderita diabetes
2-3 kali lebih besar daripada bukan penderita, lemak jenuh harus ditekan maksimal
<7% dari total harian energi, dan asam lemak trans yang dihasilkan dari
hidrogenasi di industri harus diminimalkan. Rencana makanan harus diperkaya
dengan asam lemak tak jenuh rantai tunggal (monounsaturated
fatty acids, MUFA), contohnya minyak zaitun 20% dari total kalori. Asam
lemak rantai banyak tidak jenuh (poliunsaturated
fats, PUFAs) seperti minyak tanaman (minyak kanola, walnut, flaks, dan
salba) dan asam lemak omega 3 rantai panjang (contohnya:ikan) disarankan
dimasukkan ke dalam menu diet sebesar 10%.
Ginseng
Ginseng tidak seharusnya
dikonsumsi bersamaan dengan aspirin atau obat lain yang mengganggu pembekuan darah atau dengan
antidepresan, pengobatan jantung, insulin, atau obat antidiabetik. Ginseng yang
dikombinasikan dengan warfarin (coumadin)
dapat meningkatkan resiko pendarahan berlebihan yang spontan. Reaksi ini juga
dapat diganggu dengan aksi farmakologik digoxin. Lebih dari itu, ginseng dapat
mengurangi kadar gula darah pada orang diabetes tipe-2 (dibutuhkan monitoring
penurunan kadar gula darah secara hati-hati).
Pseudosereals
Buckwheat, amaranth, dan quinoa,
berdasarkan struktur kimia unik mereka, diklasifikasikan sebagai pseudosereal. Ada
dua subklas utama pembagian bunga tanaman yaitu monokot (berkeping biji satu) dan
dikot (berkeping biji dua). Wheat, rye, dan barley termasuk monokot, semantara buckwheat,
amaranth, dan quinoa termsuk dikot dan sangat berkaitan dengan subklas
biji-bijian monokot. Struktur protein yang unik dan komposisi asam amino
menyebabkan buckwheat merupakan makanan yang berharga dan akan menguntungkan
orang-orang yang menderita diabetes dan hipertensi juga untuk penyakit
kardiovaskuler. Buckwheat, amaranth, dan quinoa semua merupakan bahan pangan
sumber serat dan zat besi. Sebagai tambahan, kandungan riboflavin pada quinoa, dan
niasin pada tepung buckwheat lebih baik jika dibandingkan tepung yang diperkaya.
Oats
Oats mengandung banyak zat gizi
penting. ß-glukan oats penting untuk metabolisme karbohidrat dan lemak. Oats
memiliki efek yang menguntungkan bagi penderita diabetes, dan memperendah
kolesterol serum. Oats juga mengandung berbagai senyawa lain seperti fitat,
fenolik, vitamin, dan mineral, yang memiliki keuntungan yang lain. Termasuk di
dalamnya antioksidan yang kuat dan digunakan di dalam industri farmasi dan
kosmetik.
Vitamin D
Anak yang kekurangan vitamin D
lebih rentan terhadap perkembangn penyakit seperti diabetes tipe-1, multiple sklerosis,
dan kanker. Paparan sedang terhadap
cahaya matahari dan konsumsi makanan yang diperkaya vitamin D, seperti susu,
jus, sereal, dan minyak ikan direkomendasikan untuk digunakan dalam suatu
populasi.
Menurut Steyn dkk., 2008 promosi
dan evaluasi program pola hidup ‘sehat’, yang fokus pada beberapa aspek:
§ Perlindungan dan treatmen awal kelebihan berat badan dan
obesitas, kususnya resiko grup
§ Konsumsi makanan padat nutrisi, rendah lemak, terutama
lemak jenuh, dan tinggi polisakarida-bebas pati, non-starch polysaccharides (NSPs).
Pola hidup aktif, termasuk olah
raga secara teratur minimal 1 jam/hari, dan aktivitas yang banyak, dapat
digunakan untuk mengurangi resiko diabetes tipe-2
Pustaka
1.
Anonim. Penanganan
Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan. Paket Keahlian: Teknoligi Pengolahan Hasil
Pertanian. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2.
Anonim. How to use
everyday care routines and activities to support development. Section 4. Student
Book Unit 2
3.
Gianni, Kevin.
2011. Cultured Make Healthy Fermented Foods at Home. Renegade Health 2490 5th
Street Berkeley, CA 94710
4.
Gladwin, Mark dan
Bill Trattler. Clinical Microbial Make Ridiculously Simple. 3rd Edition.
5.
Jay, James. 2000. Modern
Food Microbiology Sixth Edition. AN ASPEN PUBLICATION® Aspen Publishers, Inc.
Gaithersburg, Maryland
6.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008
7.
Sanz, Yolanda, Arlette
Santacruz, dan Giada De Palma. 2008. Insights into the Roles of Gut Microbes in
Obesity. Review Article Hindawi Publishing Corporation Interdisciplinary
Perspectives on Infectious Diseases
8.
Sykes, Megan. 2012.
Personalized Immune Analysis A model for personalized in vivo analysis of human
immune responsiveness may allow better understanding of gene-autoimmunity
relationships and individualized immunotherapy. M&I Summer. Dept. of
Microbiology & Immunology Columbia University 701 West, NY (Kalscheuer,
H.*, Danzl, N.*, Onoe, T., Faust, T., Winchester, R., Goland, R., Greenberg, E.
Spitzer, T.R., Savage, D.G., Tahara, H., Choi, G., Yang Y.-G. and Sykes, M.
(2012) A Model for Personalized In Vivo Analysis of Human Immune
Responsiveness. Sci. Transl. Med. 4: 125ra30. (*equal contribution)
9.
Steyn, NP, J Mann,
PH Bennett, N Temple, P Zimmet, J Tuomilehto, J Lindstro ¨m, dan A Louheranta. Diet,
nutrition and the prevention of type 2 diabetes. Public Health Nutrition:
7(1A), 147–165